Rabu, 06 Juni 2012

ANAKKU MAUKAH ENGKAU BERBAGI DENGANKU

Suatu waktu Tuhan membawaku ke suatu tempat bernama teater kehidupan. Aku duduk di kursi penonton bersamaNya, menyaksikan sebuah tayangan yang akan diputar.

Di dalam tayangan tersebut aku melihat seorang wanita yang wajahnya tidak begitu jelas terlihat sedang berkumpul dengan beberapa temannya di suatu taman, ia asyik bersenda gurau dan tampak senang sekali. Kemudian tiba waktunya ia untuk pulang. Di sepanjang perjalanan pulang, ia termenung dan wajahnya nampak murung, ternyata di hatinya terdapat banyak beban.

Lalu Tuhan berkata :
"Ia berpikir bahwa tidak seorangpun tahu dan menduga dibalik senyum tawanya ia menyimpan duka di hatinya, tetapi ia lupa bahwa Aku mengetahuinya"

Aku hanya mengangguk dan kembali menyaksikan adegan selanjutnya.

Ia tiba di rumah dan mendapat kabar yang kurang menyenangkan, ia tidak ingin membuat keluarganya khawatir dan sedih maka ia berkata "Saya bisa mengatasinya, semua akan baik-baik saja". Namun, di dalam kamar ia menangis sejadinya karena beban di pundaknya terasa semakin berat.

Lalu Tuhan kembali berkata :
"Ia berusaha berdiri dengan tegar dan menutupi kegelisahan hatinya padahal lututnya bergetar. Ia belum menyadari bahwa Aku ada di sampingnya saat ia menangis".

Aku menjawab :
"Betapa sesungguhnya ia beruntung karena Kau peduli padanya, ia seharusnya menyadari itu"

Tuhan hanya tersenyum. Lalu aku kembali menyaksikan adegan terakhir, di mana wanita ini terlihat putus asa dan bingung apa yang ia harus lakukan. Ia mencari pertolongan pada teman-temannya, tetapi ia tidak mendapatnya.

Tuhan berkata lagi :
"Ia sudah terlalu lelah karena memikul semua beban di pundaknya sendiri".

Aku bertanya :
"Mengapa Kau tidak membantu meringankan bebannya Tuhan?"

Tuhan menjawab :
"Nak, kuk yang ku pasang itu ringan, dan ia tidak perlu sampai selelah itu seandainya ia mau berbagi semua bebannya kepadaKu"

Aku terdiam sejenak.
Lalu bertanya kembali : "Hmmmm, siapakah wanita itu Tuhan? Aku seperti mengenalnya, mungkin aku dapat memberitahukannya betapa Kau peduli dan sayang kepadanya".

Tuhan memandangku dengan penuh belas kasihan lalu berkata :
"Wanita itu adalah kau, anakKu".

Renungan :
Seringkali kita terlalu terfokus dengan masalah atau hal-hal yang terjadi dalam hidup ini, sehingga kita melupakan bahwa Dia ada, Dia hidup, Dia peduli, dan Dia mampu membawa kita terbang tinggi bagai rajawali sekalipun di tengah badai dan goncangan hidup. Namun, pertanyaannya : maukah kita berbagi denganNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar