Suatu waktu Tuhan membawaku ke suatu tempat bernama teater kehidupan.
Aku duduk di kursi penonton bersamaNya, menyaksikan sebuah tayangan yang
akan diputar.
Di dalam tayangan tersebut aku melihat seorang wanita yang wajahnya
tidak begitu jelas terlihat sedang berkumpul dengan beberapa temannya di
suatu taman, ia asyik bersenda gurau dan tampak senang sekali. Kemudian
tiba waktunya ia untuk pulang. Di sepanjang perjalanan pulang, ia
termenung dan wajahnya nampak murung, ternyata di hatinya terdapat
banyak beban.
Lalu Tuhan berkata :
"Ia berpikir bahwa tidak seorangpun tahu dan menduga dibalik senyum
tawanya ia menyimpan duka di hatinya, tetapi ia lupa bahwa Aku
mengetahuinya"
Aku hanya mengangguk dan kembali menyaksikan adegan selanjutnya.
Ia tiba di rumah dan mendapat kabar yang kurang menyenangkan, ia tidak
ingin membuat keluarganya khawatir dan sedih maka ia berkata "Saya bisa
mengatasinya, semua akan baik-baik saja". Namun, di dalam kamar ia
menangis sejadinya karena beban di pundaknya terasa semakin berat.
Lalu Tuhan kembali berkata :
"Ia berusaha berdiri dengan tegar dan menutupi kegelisahan hatinya
padahal lututnya bergetar. Ia belum menyadari bahwa Aku ada di
sampingnya saat ia menangis".
Aku menjawab :
"Betapa sesungguhnya ia beruntung karena Kau peduli padanya, ia seharusnya menyadari itu"
Tuhan hanya tersenyum. Lalu aku kembali menyaksikan adegan terakhir, di
mana wanita ini terlihat putus asa dan bingung apa yang ia harus
lakukan. Ia mencari pertolongan pada teman-temannya, tetapi ia tidak
mendapatnya.
Tuhan berkata lagi :
"Ia sudah terlalu lelah karena memikul semua beban di pundaknya sendiri".
Aku bertanya :
"Mengapa Kau tidak membantu meringankan bebannya Tuhan?"
Tuhan menjawab :
"Nak, kuk yang ku pasang itu ringan, dan ia tidak perlu sampai selelah itu seandainya ia mau berbagi semua bebannya kepadaKu"
Aku terdiam sejenak.
Lalu bertanya kembali : "Hmmmm, siapakah wanita itu Tuhan? Aku seperti
mengenalnya, mungkin aku dapat memberitahukannya betapa Kau peduli dan
sayang kepadanya".
Tuhan memandangku dengan penuh belas kasihan lalu berkata :
"Wanita itu adalah kau, anakKu".
Renungan :
Seringkali kita terlalu terfokus dengan masalah atau hal-hal yang
terjadi dalam hidup ini, sehingga kita melupakan bahwa Dia ada, Dia
hidup, Dia peduli, dan Dia mampu membawa kita terbang tinggi bagai
rajawali sekalipun di tengah badai dan goncangan hidup. Namun,
pertanyaannya : maukah kita berbagi denganNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar